Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saya Minta Maaf ya?

Saya Minta Maaf ya
Gambar by Google

Ada tiga anak perempuan bernama Melinda, Nova dan Nina. Mereka sedang asyik berunding, saling menyebutkan jenis dan nama permainan yang sering mereka mainkan disaat bersama. 

"Hai, teman-teman!” Kalian tahu ngak jenis permainan yang seru untuk dimainkan secara kelompok!. Tanya Melinda kepada Nova dan Nina.
“Emm!!” Iya aku tahu! Goooobak sodorrr! Jawab Nova lantang membuat Melinda dan Nina kaget.
“Ih..! kamu Nin, mengagetkan aku saja. Balas Melinda.
“Iya! Aku juga kaget loh? Nina menimpali
“Iya maaf deh!” Aku tidak bermaksud seperti itu! Aku hanya menjawab dengan spontan dari pikiran ku. Heeeee….! Ungkap Nova seraya menarik tangan Melinda dan Nova untuk digenggamnya.
“Ya, sudah!! Bagaimana kalau sekarang kita bermain gobak sodor saja.
“Ayoookkkkk!” Jawab Melinda dan Nova serentak. 

Akhirnya mereka bertiga bermain gobaak sodor dihalaman rumah. Namun, ditengah permainan Melinda menegaskan untuk mengganti permainan gobak sodor menjadi permainan lompat tali.
“Kita ganti permainan yuk!!” Ungkap Melinda kepada Nova dan Nina.
“Ganti permainan apa lagi Melinda?” Bukankah permainan ini sudah seru? Balas Nova.
“Udalah…!” Pokoknya kita ganti permainan lompat tali saja!
“Tidak bisa Melinda, aku tidak mau main lompat tali?” Balas Nova dengan nada yang keras. Di saat itu juga antara Melinda dan Nova saling bertengkar beradu argumen. Mereka saling memilih dan menyalahkan satu sama lain. Hingga emosi tak terkendali membuat Nova berlari dan mendorong tubuh Melinda sampai ia tersungkur di tanah. Begitu marahnya Nova karena permintaannya tidak di setujui hingga berujung emosi. 
“Huww..!” Payah kamu Melinda, rasain luh..!! Ucap Nova pada Melinda.

Sedangkan Melinda yang masih tersungkur di tanah hanya bisa diam dan menangis. Ia merasakan sakit pada tangan kanannya akibat hantaman batu bata. Kemudian Nina berjalan mendekati mereka berdua yang sedang bertengkar dan mencoba  membantu Melinda untuk segera berdiri. Tapi apa daya, tubuh Melinda yang kecil dan tangannya yang sakit membuat ia tidak bisa berdiri dengan tegak. Sedangkan tangannya masih terasa sangat nyeri. Melihat keadaan itu justru Nova berpaling muka dari pandangan Nina dan Melinda. 

Tak lama kemudian datanglah Ainun dan Melisa menghampiri mereka yang sedang bertengkar. 
“Ada apa ini!” Kenapa kalian bertengkar! Melinda, kamu menangis ya…!! Ucap Ainun.
“Iya..!” Balas Nina singkat.
“Tadi kita bermain gobak sodor bareng, ternyata Nova ngajak bermain lompat tali.” Si Melinda yang tidak mau bermain lompat tali, justru di dorong tubuhnya oleh Nova! Nina mencoba menjelaskan kronologi kejadian pada Ainun. 
“Ow..!” Begitu ceritanya!! Kita kan di sini sebagai teman loh..!! jadi jangan saling bertengkar! Kalau memang ada perbedaan pendapat soal permainan ya jangan sampai emosi seperti ini. Kan tidak baik! “Ayo, Nova Melinda kalian saling meminta maaf. Kita kan di sini adalah teman! Setelah ini, kita bermain bareng lagi denganku dan Melisa. Biar suasana jadi rame dan seru. Hee…!! Jelas Ainun mencoba untuk membujuk Melinda dan Nova untuk saling meminta maaf. 

Nova yang dari tadi masih berdiri tegap di antara mereka bertiga, mencoba mengulurkan tangan kepada Melinda yang masih terisak menahan sakit.
“Melinda,! Saya minta maaf ya?” Tadi aku yang salah! Aku yang telah menyakiti kamu hingga membuat kamu terjatuh! Maafkan aku ya? Ucap Nova.
“Iya!” Jawab Melinda singkat sambil menundukkan kepala. Meskipun dia masih merasakan sakit akibat dorongan dari Nova, tetapi Melinda tetap memaafkan Nova.

Sejenak suasana di halaman rumah terasa sepi, tidak ada pembicaraan diantara mereka berlima. Hanya isakan kecil terdengar dari Melinda yang masih merasakan sakit. Dia mencoba menggenggam erat lengannya yang terkena benturan batu. Berharap sakitnya cepat sembuh.

“Ya sudah!!” Ayo kita bermain bareng! Karena ini ramai kita bermain gobak sodor dulu, setelah itu kita ganti bermain lompat tali. “Melinda..!” Apakah kamu mau ikut bermain juga? Ajak Ainun. Melinda yang masih terisak merasa kelu untuk berucap lagi. Dia hanya menggelengkan kepala, sebagai isyarat kalau dia tidak mau ikut bermain lagi. “Iya sudah!!” Kamu duduk istirahat dulu di kursi itu!” Ajak Ainun lagi pada Melinda sambil menunjukkan tempat kursi plastik hijau yang ada dibawah pohon jambu. Lalu Melinda berjalan menuju kursi plastik yang Ainun maksud. Dia memperhatikan teman-temannya yang sedang bermain gobak sodor lari kesana kemari. 

Entah kenapa, di saat itu juga Melinda terlihat tersenyum dan terkadang tertawa lepas. Dia merasa terhibur melihat permainan gobak sodor yang amat seru. Apa lagi di saat Ainun yang bolak-balik lari dan terjatuh sambil meneriakkan kata “Horreee..”