Cinta Pandangan Pertama Dengan Gadis Penjaga Apotik
Gambar by Google |
Menjelang waktu isya aku pergi ke opotik untuk membeli obat sakit kepala. Setibanya disana aku melihat seorang gadis cantik mengenakan baju serba putih. Entah siapa namanya gadis itu. Dilihat dari penampilannya, seperti seorang mahasiswa kesehatan jurusan farmasi yang sedang magang praktik atau hanya sekedar membantu berjualan obat saja.
Gadis yang sangat cantik, selaras dengan seragam yang ia kenakan. Entah kenapa, saat itu juga aku ingin sekali berkenalan dengannya.
Gadis yang sangat cantik, selaras dengan seragam yang ia kenakan. Entah kenapa, saat itu juga aku ingin sekali berkenalan dengannya.
Bentuk wajahnya yang oval putih bersih, berkacamata dan memakai jilbab ukuran sedang berwarna putih. Jujur saat itu, aku terpana melihatnya. Matanya yang bulat jernih seperti air mata telaga seolah menjadi daya tarik hingga membuatku ingin berlama-lama di apotik itu.
Setiap langkah gerak-geriknya aku amati sedetail mungkin. Aku tidak ingin memalingkan pandangan darinya. Sungguh mempesona gadis berbaju putih itu.
Setiap langkah gerak-geriknya aku amati sedetail mungkin. Aku tidak ingin memalingkan pandangan darinya. Sungguh mempesona gadis berbaju putih itu.
"Apakah ini yang namanya jatuh cinta di pandangan pertama ya?"
"Oh..! Ternyata aku jatuh cinta dengan gadis penjaga apotik."
"Oh..! Ternyata aku jatuh cinta dengan gadis penjaga apotik."
Disaat itu aku merasa tenang melihatnya sampai sakit kepala ku seketika berkurang. Hehehee..! “Cantik sekali mbk ini ya?” Siapa namaya!.
Kebetulan waktu di apotik itu, masih sepi orang yang membeli obat. Hanya ada aku dan seorang anak perempuan berusia sekitar 8 tahun. Aku tanya anak kecil itu, katanya hanya membeli vitamin setelah itu dia pergi lagi. Sedangkan aku masih berdiri di samping pintu dekat dengan tempat susunan botol parfum ukuran kecil yang non alkohol.
Sesekali aku memegang botol-botol parfum tersebut kemudian mencoba untuk menghirup wanginya jenis parfum. Ada aroma melati, kasturi, mawar, dan masih banyak lagi aroma jenis lain. Ternyata sungguh luar biasa harumnya parfum tersebut sama seperti luar biasanya cantiknya gadis penjaga apotik itu.
Sebenarnya aku datang di apotik hanya ingin membeli obat sakit kepala, tetapi karena yang menjaga apotik itu adalah gadis yang sangat cantik akhirnya aku membeli yang lainnya juga. Termasuk parfum non alkohol seharga RP. 5.000 rupiah yang aku pegang dari tadi. Ini adalah caraku agar aku bisa berlama-lama dengan gadis itu di apotik. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk menyapanya lebih awal.
“Permisi mbk.” Sapa ku.
“Iya mas!” ada yang bisa saya bantu? Jawabnya singkat sembari tersenyum melihat ku. Aku yang dari tadi memperhatikannya merasa senang melihat gadis itu tersenyum pada ku. Wajahnya yang cantik dengan balutan jilbab warna putih membuatnya semakin terlihat anggun.
“Begini mbak, aku mau membeli obat sakit kepala, ada tidak ya?”
“Oh ada mas, tunggu sebentar ya?”
“Iya mbak! Jawabku singkat.”
Kemudian mbk itu pergi kebelakang menuju rak tempat penyimpanan obat yang berjejer rapi menempel di kanan kiri dinding. Aku yang masih berdiri di dekat pintu kemudian mendekati etalase kaca dan melihat beberapa obat-obat yang ada di dalam etalase.
Pandanganku tertuju pada obat-obat yang banyak sekali jenisnya. Bukan hanya obat-obatan saja yang ada di dalam etalase. Melainkan perlengkapan kecantikan khusus untuk perempuan juga ada. Seperti bedak, lipstick, pembersih muka, dan jenis perlengkapan kecantikan lainnya termasuk perlengkapan kebutuhan untuk anak bayi juga ada.
Pandanganku tertuju pada obat-obat yang banyak sekali jenisnya. Bukan hanya obat-obatan saja yang ada di dalam etalase. Melainkan perlengkapan kecantikan khusus untuk perempuan juga ada. Seperti bedak, lipstick, pembersih muka, dan jenis perlengkapan kecantikan lainnya termasuk perlengkapan kebutuhan untuk anak bayi juga ada.
Lama aku memandangi isi yang ada didalam etelase tersebut, tetapi aku tidak juga melihat jenis obat yang aku cari. “Mana ini obatnya!” gumam ku dalam hati. Tidak lama kemudian, mbk itu datang dengan membawa kotak kecil berwarna coklat.
Lalu kotak kecil tersebut diletakkan diatas etalase dekat dengan posisi ku berdiri. Aku yang melihatnya, mencoba memberi senyum sebagai tanda terimakasih karena telah melayani pembeli dengan ramah.
Lalu kotak kecil tersebut diletakkan diatas etalase dekat dengan posisi ku berdiri. Aku yang melihatnya, mencoba memberi senyum sebagai tanda terimakasih karena telah melayani pembeli dengan ramah.
Nur laela. Nama yang tertulis pada pin baju putih yang ia kenakan. Sekarang aku baru tahu kalau namanya adalah Nur laela.
“Maaf mas, sepertinya obat sakit kepala yang mas cari sudah habis!” jelasnya sambil menumpahkan beberapa bungkusan obat yang ada di kotak kecil tersebut.
“Masak sih mbak kok tidak ada! Bukannya di sini banyak obat sakit kepala.”
“Iya biasanya banyak, tetapi kebetulan ini sudah habis dan belum belanja lagi!” ungkapnya menjelaskan.
“Pantas saja, aku lihat-lihat di dalam rak etalase ini juga tidak ada mbk.” Balas ku.
”Iya mas..! ternyata sudah habis. Maaf ya mas!” Heee..!! Sambil tersenyum tipis nampak lesung pipi pada dirinya menambah sempurnanya perempuan itu. Hingga sejenak aku tertegun melihatnya.
“Iiiiiiyyyyyaaaaaa mbak!! Tidak apa-apa kok!” jawabku pelan dan gugup.
Waktu itu, ingin sekali aku berkenalan dan meminta nomor handphonenya. Tetapi sungguh aku tidak berani, tidak ada nyali untuk menanyakannya. Tubuh ku gemetar tidak karuan, jantung ku dak dik duk berdetak sangat kencang.
Saat mulut ini ingin berucap mengawali perkenalan, seolah terasa berat sekali. Apalagi sampai meminta nomor handphonnya langsung. Sepertinya tidaklah mungkin.
Saat mulut ini ingin berucap mengawali perkenalan, seolah terasa berat sekali. Apalagi sampai meminta nomor handphonnya langsung. Sepertinya tidaklah mungkin.
Huffttt!!! Sungguh menatap wajahmu penuh dengan arti, membuatku terkesima secara mendadak. Belum pernah aku merasakan hal seperti ini yang tidak sanggup aku ungkapkan lewat kata. Kesempuraan cinta pada pandangan pertama membuatku terhanyut di lautan asmara.
Diri ku sedang terjerat pada ikatan batin seolah dia adalah wanita pujaan ku. Ya..! Tentu dengan Nur laela gadis penjaga apotik. Meski waktu itu aku merasa gugup, tetapi jujur aku menikmatinya dengan perasaan nyaman. Aku tidak menghiraukan apakah dia sudah punya pacar atau belum, sudah punya calon suami apa belum yang jelas aku merasa bahagia di waktu itu.
Diri ku sedang terjerat pada ikatan batin seolah dia adalah wanita pujaan ku. Ya..! Tentu dengan Nur laela gadis penjaga apotik. Meski waktu itu aku merasa gugup, tetapi jujur aku menikmatinya dengan perasaan nyaman. Aku tidak menghiraukan apakah dia sudah punya pacar atau belum, sudah punya calon suami apa belum yang jelas aku merasa bahagia di waktu itu.
“Mas..! Mas..! Mas…!” Sebuah tangan melambai-lambai tepat di depan wajah ku dan berberapa kali ia memanggil. Namun, aku masih saja terdiam dalam lamunan tak menjawab sedikitpun.
“Mas..! ini jadi beli obat yang manaaaaaaaa!” Ucapnya lagi lebih keras hingga mengagetkan ku.