Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apakah Anakku Terkena Corona Virus

Apakah anakku terkena corona virus
Gambar by @Google

Halo sahabat Laa Carita. Bagaimana kabarnya? Oh iya, mengingat sekarang masih ramai wabah virus corona covid 19 yang sangat berbahaya. Mari sahabat Laa Carita kita sama-sama untuk selalu menjaga kesehatan pada diri kita dan keluarga. 

Manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk tetap waspada. Karena kesehatan itu penting! Bukankah begitu sahabat? Kita doakan untuk saudara kita yang sekarang sedang sakit mudah-mudahan segera diberi kesembuhan sebagaimana mestinya. Dan yang pasti selalu sabar dalam menghadapi ujian ini. Pastilah yang terbaik untuk mereka, kita tetap OPTIMIS. Adanya virus corona semoga cepat berlalu dan terselesaikan tanpa ada yang membekas. Amin!!

Sahabat Laa Carita kali ini admin mencoba memberi sebuah cerita singkat terkait kesedihan seorang ibu kepada anaknya. Semoga sahabat Laa Carita dapat terhibur dan cerita singkat ini bermanfaat buat teman-teman semua. Pesan dari admin, sejauh kita berada dengan orang tua. Seberat pekerjaan yang kita jalani sekarang jangan lupa selalu ingat dengan orang tua. Heheee..! 

Oke! Sahabat Laa Carita selamat membaca ya?. Mohon saran dan kritikan yang sifatnya membangun! heheee. Terimakasih!

Apakah Anakku Terkena Corona?


Akhir-akhir ini di berbagai pemberitaan media sedang ramai-ramainya membicarakan tentang virus corona covid-19. Bukan hanya dari media cetak saja yang menginformasikan berita adanya virus corona covid 19, melainkan dari elektronik dan online juga menginformasikan hal yang sama. Setiap hari setiap waktu berita tersebut menjadi topik trending di stasiun televisi nasional maupun luar negeri. Indonesia menjadi salah satu negara yang juga merasakan dampak virus corona covid-19.

Virus corona covid-19 merupakan jenis virus yang yang sangat membahayakan bagi manusia. Penularan virus ini sangat cepat dan terjadi secara langsung  dari manusia ke manusia yang positif terjangkit corona covid. Atau bahkan dari media lain seperti pakaian, pegangan tangga, kontak kendaraan, ambal dan masih banyak lagi benda yang lain.  

Sampai saat ini sudah banyak yang menjadi korban akibat virus coran,bahkan tidak sedikit yang sampai  meninggal dunia. Wabah penularan virus corona yang begitu cepat menyebar hingga sampai sekarang ini masih belum teratasi.

Adanya virus corona saat ini membuat seorang ibu bernama Minah merasa sangat khawatir. Kenapa? Semenjak ia mendengar berita tersebut, Bu Minah lantas teringat dengan kedua anaknya Andini dan Wahyu. Anak yang pertama bernama Andini berusia 26 tahun yang bekerja di Negara Taiwan. 

Sedangkan anak yang kedua bernama Wahyu seorang laki-laki berusia 20 tahun yang rencananya awal bulan Maret akan berangkat bekerja ke Negara Taiwan. Namun, karena adanya virus corona membuat pemberangkatan Wahyu di tunda sampai batas waktu sudah membaik dan memungkinkan untuk berangkat. 

Saat ini Wahyu masih berada di asrama yayasan di daerah Jakarta. Aktivitasnya sekarang masih dalam pemantauan  dari pihak asrama sambil menunggu keadaan sudah membaik. Ia di sarankan juga untuk selalu memeriksa kesehatan setiap tiga hari sekali. Karena mengingat di daerah tersebut menjadi salah satu tempat yang juga terjangkit wabah virus corona. 

Setiap waktu Bu Minah selalu teringat dengan kedua anaknya. Kini sudah satu bulan lebih ia tidak mendengar kabar dari kedua anaknya Apakah mereka baik-baik saja? “Duh gusti jagalah anak kami di sana” gumamnya dalam hati. Setiap selesai sholat Bu Minah selalu berdoa untuk kedua anaknya agar diberi kesehatan dan keselamatan selama bekerja. 

“Buk, sudahlah! Jangan engkau pikirkan terlalu jauh anak kita. Sekarang ini yang kita lakukan hanya berdoa meminta petunjuk agar mereka baik-baik saja.” Ucap Pak Karno suami Bu Minah.

“Iya, pak! Tapi?” balas Bu Minah singkat.
“Tapi kenapa Bu? Bukankah satu bulan yang lalu kita sudah mendengar kabar darinya. Bahkan kita sudah melihat langsung bagaimana keadaannya lewat video call. 

“Iya pak, ibu juga mengerti. Tetapi yang ibu khawatirkan sekarang ini mengapa nomor handphone mereka susah untuk dihubungi. Sudah berulang kali Ibu coba untuk menghubungi nomor handphonnya lagi, namun  tidak ada jawaban sama sekali. Bahkan nomor handphonnya Andini dan Wahyu sering tidak aktif. Jawab Bu Minah merasa sedih.

Pukul 20.00 suasana di ruang tamu seketika hening sepi tak ada suara  yang keluar dari  Bu Minah maupun Pak Karno. Keduanya sama-sama terdiam mengingat betapa sedihnya mereka yang sedang dilanda gelisah akibat berita yang mereka lihat di siaran televisi. 

“Sabar ya Bu!” anak kita pasti baik-baik saja. Ucap Pak Karno mencoba memenangkan kesedihan istrinya.
“Iya pak! balasnya singkat. 

Kini Mata Bu Minah berkaca-kaca menahan pedih atas kegelisahan yang dialaminya. Betapa tidak, seorang ibu yang menjadi bagian hidup dari seorang anak yang sudah lama merawat dan membesarkan dari masih dalam kandungan hingga sampai sekarang ini. Sudah dua tahun lebih Bu Minah berpisah dengan Andini. Ia masih ingat betul dengan perkataan Andini ketika akan berangkat ke Taiwan.

“Bu! Izinkan saya pergi bekerja ke luar negeri ya?. Saya ingin mencari penghasilan lebih buat kebutuhan hidup keluarga kita. Apalagi sekarang ini Wahyu butuh biaya banyak untuk sekolah. 

“Buk, sekali lagi saya mohon izin kalau Ibu dan Bapak merestui, aku pasti akan berangkat. Kebetulan aku dikenalkan dengan temanku yang sekarang juga sudah bekerja di sana. Dia menyarankan agar aku bisa bekerja bersama dengannya. 

“Tapi nak! Kamu ini seorang perempuan.” Tidak seharusnya kamu pergi bekerja jauh sampai keluar negeri. Untuk biaya sekolah adikmu, sudah menjadi tanggung jawab Ibu dan Bapak. Jadi kamu tidak perlu khawatir dengan biaya sekolah Wahyu. 

“Ibu! aku mengerti.” Tetapi aku tidak tega melihat Ibu dan Bapak bekerja banting tulang sebagai buruh tani. Aku melihat dan merasakan kondisi Bapak dan Ibu sekarang. Biarkan  sekarang giliran Andini yang bekerja Bu! Ucap Andini seolah memaksa.

"Iya akan Ibu izinkann setelah permintaanmu kami bicarakan dengan Bapakmu nak!.
“Iya Bu, terimakasih.

”Pokoknya, Ibu dan Bapak cukup mendoakan Andini agar selalu diberi kemudahan dan kelancaran dalam proses pemberangkatan besok. Balas Andini lagi sambil memeluk tubuh Ibunya penuh kasih sayang.  

Melihat istrinya sedang melamun, lantas Pak Karno memegang pelan pundak istrinya sambil berkata.

“Bu, apa lagi yang engkau fikirkan. Sudahlah jangan bersedih. Sebenarnya Bapak juga merasakan hal yang sama seperti yang Ibu rasakan sekarang. Anak kita Andini dan Wahyu sedang berjuang untuk bekerja. Kita di sini sebagai orang tua, hanya bisa berdoa dan selalu berdoa. Ucap Pak Karno mencoba menenangkan kembali.  

Namun di saat itulah, suara tangis Bu Minah justru tak tertahan lagi. Betapa sedihnya jika yang ia fikirkan benar-benar terjadi pada kedua anaknya. Seperti yang ia lihat pada berita tentang wabah virus corona beberapa hari yang lalu. 

Melihat istrinya semakin bersedih lalu Pak Karno mencoba untuk menghidupkan televisi sekedar mencari hiburan sesaat. Dan ternyata di salah satu chenel sedang menyiarkan kejadian penanganan pasien korban virus corona di rumah sakit. Melihat berita tersebut Pak Karno dan Bu Minah segera meraih handphone yang ada di meja depan.

Lalu di carinya nomor ponsel milik Wahyu. Kemudian tanpa berfikir panjang Pak Karno lantas  menghubungi nomor Wahyu yang tertera dalam daftar kontak.

Namun sayang, sudah beberapa kali nomor tersebut di hubungi belum juga juga di angkat.

 “Apa mungkin Wahyu sedang sibuk ya buk!” Ucap Pak Karno penasaran.
“Coba hubungi sekali lagi pak!” Balas Bu Minah lirih sambil tanggannya mengusap air mata degan tisu.

“Iya buk, Bapak coba hubungi sekali lagi.

Jawaban. 
“NOMOR YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK PADAT MENERIMA PANGGILAN. MOHON PERIKSA NOMOR TUJUAN ANDA” 

“Buk! Nomor wahyu sudah tidak bisa di hubungi lagi, ”Padahal ini nomernya benar, tidak ada yang salah. Tetapi kenapa kok susah dihubungi ya? Ucap Pak Karno merasa kecewa.
“Kalau nomernya Wahyu tidak bisa, coba pak hubungi nomor Andini saja. Siapa tahu nomernya aktif.” Balas Bu Minah lagi.

“Iya, buk Bapak coba. Mudah-mudahan Andini bisa angkat telepon Bapak.

Setelah mencoba menghubungi beberapa kali, akhirnya nomor Andini aktif dan mengangkat telepon dari Bapaknya.

“Assalamualaikum Andini, ini Bapak nak!
“Iya Pak! Walaikumsalam. Bagaimana kabar keluarga di rumah pak? 
“Alhamdulillah kabar Bapak dan Ibu baik nak!” Cuma di sini kami sangat mengkhawatirkan keadaanmu nak!. Ucap Pak Karno. Ini ibu mu ingin bicara dengan mu nak!. Ucap pak Karno lagi.

“Halo nak! Ini Ibu” bagaimana keadaanmu sekarang. Sudah satu bulan kamu tidak memberi kabar pada ibu. Di rumah ibu ini sangat khawatir loh..! apa lagi adanya berita sekarang ini tentang wabah virus corona.
Ucap Bu Minah sedih.

“Iya, Buk maafkan Andini karena lama tidak memberi kabar. Balasnya singkat.

Tidak lama kemudian terdengar suara Andini batuk hingga berulang kali. Sambil memegang handphone lantas ibunya langsung bertanya kepada Andini.

“Nak, apakah kamu sedang sakit?” Tanya bu Minah.
“Iya buk!” aku lagi sakit. Badan ku demam dan kadang dingin menggigil. Mungkin ini karena kecapean aja. Pokoknya  Ibu jangan khawatir, aku pasti baik-baik saja! 
“Apakah kamu sudah berobat nak!” ucap Bu Minah lagi. 

“Sudah Bu,  kemarin setelah pulang kerja aku konsultasi ke dokter mengenai batuk dan demamku ini. Kata dokter aku hanya kecapean saja dan aku disarankan untuk istirahat yang cukup. Mengenai batuk yang aku rasakan, kemarin juga aku periksa paru-paru dan sekarang tinggal menunggu hasil lepnya. Kamu batuk sudah berapa hari nak?” ucap Bu Minah penasaran.

“Sudah sekitar tiga mingguan Buk!” sampai saat ini juga belum kunjung sembuh. Entar kalau obatnya sudah habis, aku pasti akan periksa lagi sekalian lihat hasil lapnya. Balas Andini menjelaskan.

“Nak! Ibu ini sangat khawatir dengan keadaan mu sekarang. Tadi Bapakmu menghubungi Wahyu, tetapi belum juga ke angkat. Bahkan nomernya juga sudah tidak aktif lagi. Dan sekarang kamu justru sedang sakit seperti ini. Ibu takut kalau misalnya anak Ibu kenapa-napa. Apalagi sekarang ada penyakit virus baru yang mematikan, seperti yang ada di berita-berita itu nak! Ibu takut kalau ini terjadi padamu nak!. Ucap Bu Minah semakin bersedih. 

“Maksud ibu!” balas Andini singkat.
“Ibu, khawatir kalau kamu juga posiif terjangkit dari virus corona.

Mendengar ucapan Bu Minah, sontak membuat Andini menangis. Ia merasa ketakutan sama seperti ibunya. Tentu yang menjadi gejala  selama ini adalah sama seperti gejala orang penderita virus corona. Mulutnya kini terasa kelu untuk berucap. Hanya terdengar isak tangis yang keluar lirih. Andini tidak tahu apalagi yang harus di ucapkan. Ternyata ibunya lebih tahu tentang gejala penderita virus corona. 

“Bu! Sudah dulu ya, ”Andini mau istirahat dulu. Lain waktu pasti Andini kasih kabar lagi. Ucapnya menyudahi obrolan. Sebenarnya ia ingin berlama-lama berbicara dengan ibunya. Tetapi ia kasihan kalau membuat Ibunya tambah bersedih.

“Iya, sudah nak!” tidak apa-apa. Kamu di sana jaga kesehatan. Jangan lupa, kalau kamu sudah periksa ke dokter dan mengetahui hasil rongsen. Segera kasih tahu Ibu ya? Ucap Bu Minah menegaskan kepada Andini untuk selalu menjaga kesehatan.

“Iya Bu pasti!” salam buat Bapak ya Buk! Assalamualaikum.
“Iya, nanti Ibu sampaikan ke Bapakmu nak! Walaikumsalam.

Thut..thut…! bunyi suara handphone telah putus. Bu Minah masih menggenggam erat handphonnya bersamaan dengan tatapan Pak Karno yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan antara anaknya dengan istrinya. 

Sedangkan Bu Minah sendiri tidak berani berkata apa-apa, hanya wajah sedih yang ia curahkan pada suaminya. Ia sengaja tidak menceritakan kepada suaminya tentang keadaan Andini sekarang. 

“Buk, bagaimana keadaan Andini. Ucap pak Karno penasaran.

Sejak obrolan dengan Andini terputus, Bu Minah hanya terdiam dan menggelengkan kepala sebagai isyarat jawaban kepada suaminya. Hingga tanpa ia sadari air matanya tak tertahan lagi mengalir membasahi kedua pipinya yang nampak lebam.

“Bu! Kenapa menangis..!