Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertengkaran Dua Orang Sahabat

Pertengkaran Dua Orang Sahabat
Gambar by @Google

Namaku Ainun rohma, biasa di panggil Ainun. Aku adalah salah satu siswa kelas delapan yang sekolah di MTS. Roudaltul huda. Setiap hari aku berangkat bersama dengan temanku Ririn, Nina dan Nova. Kami berteman sangat akrab  sejak dari SD hingga sampai sekarang. Kata bapak ibu guru, aku adalah siswa yang berprestasi di sekolah. Setiap akhir semester pembagian rapor aku selalu mendapat nilai baik dan menjadi juara kelas. 

Padahal aku sendiri tidak menyadari kalau aku adalah siswa berprestasi, karena masih ada temanku yang lain yang juga pintar. Mereka ada Ridwan, Ayu amelai dan juga Sofi. Mereka inilah yang selalu berasaing dalam posisi lima besar di kejuaran ringking kelas 

Tetapi kata teman akrab ku Nina dan Nova selalu mengatakan kalau aku ini paling pintar di semua mata pelajaran. Setiap ada tugas latihan dan PR mereka selalu meminta untuk belajar kelompok bersama denganku. “Aku sih siap-siap aja kalau mau belajar kelompok bereng,” Kan biar tambah mengasah kemampuan untuk berfikir!. Hehee!

Kalau boleh jujur, memang sudah dari SD aku menjadi juara kelas di sekolah. Banyak piagam penghargaan dari sekolah yang kudapat dari berbagai prestasi. Aku menjadi sangat senang sekali, karena selain membawa nama baik sekolah juga membuat kedua orang tuaku merasa bangga. Saat itu pernah aku memenangkan lomba di ajang O2SN tingkat SD di daerah ku. Lomba yang kuraih juara satu dan dua dari cabang olah raga bulu tangkis dan lomba catur. 

Memang hobiku adalah olahraga, termasuk olahraga bulu tangkis sudah menjadi bagian dari hidupku. Setiap di hari libur sekolah aku selalu olahraga bermain bulu tangkis dengan teman-temanku. Nina dan Nova dan Ririn menjadi salah satu musuh saat bermain  bulu tangkis. Hehee..! 

Aku senang bisa berteman dengan mereka yang baik dan suka membantu satu sama lain. Jika ada masalah mereka selalu mengerti untuk ikut menyelesaikan masalah secara bersama-sama tanpa memandang perbedaan apapun. Di samping kebaikan mereka semua, ternyata kami juga memiliki hobi olahraga yang sama yaitu bulu tangkis.

Tidak seperti biasa, pagi itu aku berangkat sekolah Pukul 07.10 aku baru keluar dari rumah. Biasanya kurang dari pukul tujuh aku sudah berada di sekolah. Tapi tidak dengan hari itu. Semalam aku mengerjakan tugas PR matematika  sampai pukul 24.00. Hal ini membuatku saat bangun jadi kesiangan. 

Pagi itu pukul 06.30 saat Nina berangkat ke sekolah lewat di depan rumahku dan  memanggil namaku dari halaman depan rumah. Lalu aku menyuruh Nina untuk berangkat duluan. Karena aku masih belum selesai beres-beras dan belum sarapan pagi juga. Jadi aku memberitahu Nina, jika kita bertemu di sekolah nanti. Akhirnya Nina mengiyakan dan berangkat ke sekolah sendiri, sedangkan aku masih menyelesaikan sarapan pagi. 

Sekitar pukul 07.20 sesampainya aku di sekolah dan hendak memasuki ruang kelas delapan, aku mellihat Nina dan Nova sedang bertengkar. Entah apa yang sedang mereka permasalahan hingga menjadikan suasana kelas delapan menjadi ramai sekali. 

Dari teman yang lain dari mereka tidak ada satupun yang melerai. Baik laki-laki maupun perempuan, mereka tidak ada yang berani melerai. Justru dari mereka ada yang memberi tepuk tangan dan berteriak, “Ayo-ayo!” sambil merek tepuk tangan. Aku yang saat itu berada di luar pintu kelas segera masuk dan menghampiri mereka Nina dan Nova.

“Heiy Nina, Nova kenapa kalian bertengkar!” ucapku padanya.
“Ini Ainun, si Nova tidak mau piket kelas. Padahal hari ini jadwal piketnya” jawab Nina keras sambil memegang sapu lidi di tanggannya. 

“Hey Nina, saya ini kemarin sudah piket kelas tau..! . Balas Nina singkat.
“Appaaaa. Kamu kan jadwal piketnya sekarang loh Nova..!” bukan kemarin. Ucap Nina lagi.
“Iya aku ngerti Nina kalau aku jadwal piketnya sekarang. Tetepi aku jujur kalau aku ini sudah piket kelas di hari kemarin sebelum jam pulang sekolah. Kalau kamu tidak percaya silahkan tanyakan langsung  dengan teman yang lain. Itu kemaren si Ririn yang melihatku sedang piket di ruang kelas ini. Ucap Nova.  

“Iya kan Ririn, kemarin aku sudah piket kelas,” kamu melihat aku sedang menyapu lantai kelas ini kan Rin!. Ucap Nova lagi kepada Ririn yang saat itu sedang duduk di kursi paling depan.

“Iya, kemarin aku melihat Nova membersihkan kelas ini sendirian.” Ketika aku tanya alasannya. Nova mengatakan agar di pagi harinya dia tidak perlu piket kelas lagi. Biar teman yang lain yang bergantian piket membersihkan ruang kelas ini. Ucap Ririn  mencoba menjelaskan kepada Nina. 

Saat itu, suasana di ruang kelas delapan yang tadi ramai suara pertengkaran antara Nova dan Nina, kini berubah menjadi hening sesaat. Nova dan Nina terlihat terdiam  dan membisu. Keduanya tidak saling bicara lagi. Mereka seperti sudah tahu akar permasalahan ini terjadi akibat kesalahpahaman antara mereka berdua. 

Sedangkan Ririn dan teman satu kelas yang lain juga ikut terdiam. Antara sepuluh menit berlalu tidak lama kemudian bel berbunyi tiga kali pertanda waktu jam pelajaran pertama akan segera di mulai. Kemudian Ainun berbicara Kepada Nova dan Nina.

Nova, Nina kita kan sudah berteman dari dulu,” Nah! Sekarang karena kita sudah tahu kesalahpahaman ini, saya minta kalian berdua segera untuk saling meminta maaf. Atas kejadian hari ini, mari kita jadikan sebagai pembelajaran untuk kita semua agar selalu waspada dan selalu berprasangka baik terhadap teman. 

Ketika ada masalah, coba kita cari dulu penyebabnya apa! Dan alasannya apa! Ini agar di kemudian hari tidak terjadi kesalahpahaman seperti yang terjadi pada hari ini. Ucap Ainun saat menjelaskan tentang kesalahpahaman antara Nova dan Nina.

“Nina, saya minta maaf ya kalau saya ini telah salah,” Kemarin aku piket kelas tidak memberitahu dulu ke kamu. Ucap Nova pelan sambil menundukkan kepala.
“Iya Nova, saya juga minta maaf ya, karena telah menuduhmu seperti ini. Balas Nina.
“Ah.. tidak apa-apa Nina. Ucap Nova lagi.

“Nah..! begitu dong, saling meminta maaf. Bagaimanapun juga kita ini adalah sahabat yang baik. Kalau ada masalah langsung kita selesaikan dengan cara yang baik pula. Jujur aku merasa sangat senang bisa berteman dengan kalian semua. Ucap Ainun sambil memegang kedua tangan Nova dan Nina.

Akhirnya mereka saling berpelukan satu sama lain dan setelah itu mereka kembali menyelesaikan piket kelas yang belum seratus persen bersih. Nova dan Nina membersihkan lantai dengan sapu ijuk, sedangkan Ririn dan Ainun ikut membantu merapihkan meja dan kursi. 

Setelah piket kelas mereka selesaikan, tidak lama kemudian Buk Lia guru matematika datang dan langsung memasuki ruang kelas. Mereka secara bersama-sama menyapa buk Lia secara serentak dan kemudian berdoa untuk mengawali kegiatan belajar.



Demikian cerita pendek mengenai pertengkaran antara Nova dan Nina karena Cuma karena kesalahpahaman, mereka menjadi bertengkar. Semoga bermanfaat. Terimakasih!