Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wisata Batu Cadas Gunung Tanggamus Gisting Lampung

Wisata batu cadas

Salah satu tempat wisata yang berada di gunung Tangggamus Lampung adalah batu cadas. Batu cadas terletak di bagian sebelah selatan yang menghadap kearah laut. Keberadan tempat batu cadas masih sangat alami dan belum banyak orang mengetahuinya. 

Tempatnya yang indah, sejuk membuat orang yang datang pasti ketagihan ingin datang kembali. Saat berada di batu cadas, kita akan menikmati panorama pemandangan yang luar biasa. Tanaman yang  tumbuh subur menghijaukan keadaan lokasi batu cadas. 

Apalagi kalau kita sudah berada di lokasi batu cadas, kita akan melihat batu-batu berukuran besar tersusun rapih berundak-undak hingga sampai ke atas puncak. Batu-batu tersebut berada di antara permukaan sungai. Pohon-pohon besar tumbuh dengan batang yang kokoh menjulang keatas seolah dekat dengan langit. Saat berada di puncak di lokasi batu cadas kian terasa kesejukan alam yang  masih sangat alami. Semilir angin yang datang dari penjuru arah kian terasa saat kita berada tepat di bagian puncak.

Lalu kenapa di sebut batu cadas?

Sebenarnya aku tidak tahu persis kenapa di lokasi tersebut di katakan sebagai batu cadas. Mungkin karena lokasi tempatnya yang memang banyak batu-batu besar berwarna ke coklat-coklatan seperti wadas. Sehingga di sebut sebagai batu cadas.

Batu-batu tersebut terlihat berbagai macam bentuk. Ada yang bulat dan ada pula batu yang permukaannya datar seperti lantai. Selain itu, di lokasi batu cadas juga terdapat genangan air yang sangat jernih. Apabila kita beristirahat dan rebahan di atas batu-batu tersebut tentu kita akan merasakan kenyamanan dan kesejukan yang sangat luar biasa. 

Ternyata memang benar-benar  terbukti. Keindahan batu cadas sungguh luar biasa. Saat itu di bulan Juni tahun 2020 saat saya di ajak oleh teman sekolah untuk mengunjungi tempat wisata di salah satu daerah Kabupaten Tanggamus Gisting Lampung.

Lokasi wisata batu cadas memang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Saat itu, ketika saya menuju puncak lokasi batu cadas bersama dengan teman-temanku. Awal perjalanan memasuki batu cadas kita mulai dari pintu masuk pasar Gisting kemudian menuju ke arah utara dengan menaiki sepeda motor.

Tidak ada perbekalan yang saya bawa, karena memang saat itu saya hanya ingin melihat bagaimana keindahan diatas batu cadas. Dalam perjalanan menuju ke arah batu cadas, kita akan di sambut dengan tanaman sayuran yang membentang luas di sepanjang jalan. 

Berbagai jenis tanaman sayur, seperti kol, kacang panjang, mortel, sawi, ketela, ubi, tomat, cabai, sawi dan masih banyak lagi. Tamanan tersebut sengaja di taman oleh warga sekitar. Karena memang kandungan unsur tanahnya yang sangat bagus.

Ketika aku menaiki gunung bersama dengan teman yang lain aku merasa sangat senang karena di tempat itu lokasinya sangat indah. Tanaman sayuran yang hijau tumbuh segar di sepanjang jalan. Meski awalnya dari arah pintu masuk menuju ke puncak, aku menaiki sepada motor. Namun, akhirnya tidak juga mampu untuk sampai di titik atas. Motor yang aku kendarai begitu sulit melewati jalan setapak dan berlubang. Hingga akhirnya kita paksakan untuk berhenti dan meninggalkan motor di bawah pohon mahoni.

Kemudian istirahat sebentar untuk mengatur nafas agar nafasku tidak tersengal. Sambil istirahat aku menyempatkan waktu untuk mengambil dokumentasi berupa foto dan video. Begitu juga dengan temanku Rohman dan Slamet. Mereka tampaknya sangat begitu lelah. Telihat dari wajahnya yang merah, keringat yang sudah membasahi pakaian. Kita semua berfoto dengan gaya yang aneh dan nyleneh. Apalagi slamet, ada aja ekspresi wajahnya yang aneh saat di foto. 

Sekitar sepuluh menit, kami mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan lagi. Waktu istirahat sudah cukup memulihkan tenaga menjadi lebih semangat lagi. Bahan perlengkapan seperti bekal, air putih, makanan dan perlengkapan lain juga sudah kami persiapkan. Dengan kondisi yang awalnya lemas dan capek kini menjadi lebih semangat lagi. Mudah-mudahan ketika berada pada titik atas di tempat yang kami tuju menjadi obat penawarnya.

Saat dalam perjalan kami saling beriringan, dan posisi saya ada pada urutan yang ketiga. Jarak saat kami berjalan tidak terlalu jauh. Namun, karena temanku Rohman yang saat itu sambil merekam video akhirnya saya berdua salah arah. Terlalu jauh kami berpisah dengan teman yang lain. Padahal saat berada di pertengahan, saya masih melihat wajah slamet yang menyuruhku untuk mempercepat langkah laki.

Apalah daya, saya mengabaikan hal itu dan akhirnya berpisah di pertengan jalan. Dengan rasa cepek nafas tak beraturan, aku berhenti sejenak bersama Rohman. Aku menoleh ke kanan kiri memastikan tempat yang membuatku berpisah dengan slamet. Sedangkan Rohman masih asyik dengan video rekaman handphone yang ia pegang. Tidak sedikitpun kesempatan yang ia tinggalkan. Satu dua kata selalu ia ucapakan di setiap tempat dimana kita berada. 

Sambil tersenyum hingga tertawa lebar seolah ia tidak menyesali kalau kita salah arah. Berbagai kata ia ucapkan bersama dengan handphone yang ia pegang. Entah apa yang saat itu aku fikirkan. Aku tidak tahu harus bagaimana. Karena melihat Rohman yang begitu senang menikmati perjalan ini meski tidak sampai pada tempat yang kami tuju.

“Ya, sudahlah..! Yang penting kita senang.”
“Emmm!” Jangan begitu. Kita ini belum sampai pada tempat yang kita tuju. Tujuan kita adalah tempat batu cadas. Bukan di tempat ini,, yang membuat kita salah arah.

Tak lama kemudian dari terdengar suara memanggil namaku berulang kali. Suara tesebut terdengar begitu jelas di telinga hingga membuat ku penasaran dan mencoba mencari arah suara tersebut. Suara yang sudah tidak asing lagi bagiku. Ternyata benar, slamet dan Dely yang memanggil. Kemudian aku menyahut sebagai balasan kalau aku tersesat arah lajan.

Saat tiba di tempat yang dituju yaitu batu cadas, semua rasa lelah, capek, lapar, sebel karena jarak yang amat jauh dari lokasi star semua terbayarkan dengan keindahan alam yang sungguh luar biasa. 

Keindahan alam yang begitu alami aku nikmati berada pada puncak kedua gunung tanggamus. Ternyata benar tentang apa yang dikatakan oleh temanku Dely, jika kita sudah sampai di atas dan berada di lokasi batu cadas kita tidak akan menyesal.

Heehehe…! 
Bener banget! 
“Hari ini aku senang.”

Suasana yang dingin dan sejuk membuat ku semakin betah berada di tempat itu. Aku melompat kesana kemari layaknya seokor tupai yang sedang menikmati keindahan diatas dahan. Batu-batu besar yang tersusun dengan rapih dan bentuknya yang unik menambah daya tarikku untuk mencoba berfoto sekaligus membuat rekaman video. 

“Ini adalah hasil dokumentasi petualanganku.”

Berbagai gaya, aku ekspresikan dengan rasa tanpa malu dengan teman yang lain. Bagiku, “masa bodo yang penting aku senang!” 

Saat temanku yang lain sibuk dengan mengeluarkan perlengkapan termasuk bekal yang akan di makan. Justru aku masih tiduran di atas batu yang lokasinya berada di dekat genangan air. Wajah ku menatap keatas, memandang langit yang begitu cerah. Sekumpulan awan putih, seolah berjalan tersapu angin mengikuti arah entah kemana. Daun-daun yang menguning pun ikut serta berjatuhan.  Kemudian dari arah bawah, saya memandang bebatuan yang bersusun seperti tangga besar. Lalu aku duduk dan meminta tenanku Rohman untuk berfoto.

Ternyata keindahan batu cadas yang ada Di Gisting Kabupaten Tanggamus Lampung sungguh luar biasa pesonanya.